SOLOK SELATAN -Perjuangan pemerintah Solok Selatan (Solsel) dan pegiat pariwisata untuk membuka jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solsel sedikit lagi menuai hasil. Pasalnya, pendakian melewati jalur Solsel yang masih ‘perawan’ diyakini memiliki sejuta pesona. Dukungan dari berbagai organisasi pecinta alam makin kuat agar jalur ini bisa dibuka secara umum.
Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis dan Destinasi Kepariwisataan, Dinas Budaya dan Pariwisata Solsel, Aig Wadenko pada awak media, Minggu (15/1) mengatakan selain upaya yang tengah dilakukan Sekretariat Bersama Pecinta Alam (Sekber PA) Solsel guna mendapatkan ijin pembukaan jalur Gunung Kerinci melewati Solsel. “Kita pemkab Solsel juga mendapatkan dukungan penuh dari berbagai organisasi pecinta alam,”katanya.
Diantara organisasi yang memberikan dukungan antara lain,Wanadri atau Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, Sekber PA Sumbar, Mapala Universitas Indonesia dan Mapala Trisakti. “Alhamdulillah, kita semakin yakin jalur akan segera dibuka untuk pendakian umum. Perjuangan kali ini kami dapat bantuan personil dari organisasi sangat berpengalaman di Indonesia untuk pendakian atau penelusuran hutan rimba. Kita tidak pernah lelah untuk memperjuangkan,”tandasnya.
Setelah melakukan pengurusan Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) dari Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) akan dilakukan pendakian. Dimana Simaksi tersebut mulai berlaku dari 14 Januari-20 Januari 2016. “Kita akan mulai lakukan pembenahan jalur serta penelitian bersama pada Senin (16/1) yang akan didampingi petugas TNKS melalui base camp Bangun Rejo Solsel,”katanya.
Terkait pengurusan Simaksi ke Balai Besar TNKS di Sungai Penuh, Provinsi Jambi yang hanya berlaku 7 hari harus dikeluarkan biaya antara lain, biaya Penelurusan Hutan (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dengan biaya Rp5 ribu/orang dan biaya penginapan dan biaya harian petugas TNKS yang ikut mendampingi dengan kisaran Rp380 ribu- Rp 450 ribu/hari tergantung golongan kepangkatan petugas. Untuk golongan III Rp450 ribu/hari, golongan II Rp370 ribu/hari. Sedangkan untuk biaya harian Rp380/hari golongan III dan golongan II Rp 150 ribu/hari. “Lamanya pendakian tiga sampai empat hari,”tambah Aig.
Aig meyakini, rekomendasi dari organisasi tersebut menjadi penguat Pemkab Solsel dalam penurunan zonasi.”Pendakian tetap melewati jalur lama yang dirintis Sekber PA Solsel. Masukan dan informasi dari tim organisasi ini yang akan kita tindaklanjuti sebagai jalur yang lebih baik,”katanya.
Sementara, Ketua Sekber PA Solsel, Hendri Winalsa menyebutkan pendakian melalui basecamp Bangun Rejo diikuti oleh 24 personil ditambah petugas TNKS. “Target pendakian kali ini adalah adanya final posisi basecamp, jarak tempuh antar camp dan posko bayangan,”katanya.
Selain itu, juga akan ditentukan dan dirumuskan pemetaan secara detail dan terperinci mulai dari mata air, objek penarik yang akan berpengaruh pada usulan infrastruktur, shelter dan pengaman jalur. “Pemetaan mulai dari rute bandara ke Solsel, penginapan, rumah sakit dan layanan emergency. Tidak lupa konsep pengelolaan sampah dan daya tampung atau kapasitas jalur. Hal inilah yang menjadi target finalisasi pendakian tim,”terangnya. (Jbr)