JA.com, Tanahdatar (Sumatera Barat) Warga Tanah Datar heboh,pasalnya warga Jorong Balai Tabuah nagari sungayang kecamatan sungayang menemukan sebuah batu yang berbentuk kelamin laki-laki beberapa waktu yang lalu.
Batu setinggi 1,5 meter ini diberi nama batu Perkasa dan ditemukan di area pemakaman warga setempat ,lokasi batu tersebut tidak jauh dari objek wista batu angkek-angkek.
Penemuan batu seberat 1 ton berawal dari penguburan seorang warga setempat yang meninggal dunia di lokasi pemakaman tersebut,secara tak sengaja melihat batu tersebut,kemudian warga berinisiatif untuk menegakan batu itu,sedikitnya dua puluh orang turut menegakan batu tersebut.
Menurut warga setempat, keberadaan Batu Perkasa sendiri sudah ada sejak dahulunya, puluhan bahkan ratusan tahun silam. Keunikan batu itu yang seperti kelamin laki-laki itu pun sudah diketahui sejak dahulu. Namun, kala itu batu tersebut masih belum terlihat unik karena berada dalam posisi rebah.
Salah seorang warga yang berkegiatan sehari-hari di sekitar lokasi batu itu, Zulnasri,50, saat ditemui kemarin (20/8) mengatakan, setelah batu itu diketahui keunikannya, masyarakat menegakkannya dari posisi semula yang diketahui rebah.
"Setidaknya waktu itu ada sekitar dua puluhan orang lebih kami menegakkan batu itu. Sebelumnya, kami coba mengangkatnya dengan beberapa orang dan ternyata tidak kuat karena batu tersebut cukup berat, kami perkirakan batu ini beratnya mencapai satu ton.
Untuk menegakkannya itu kami juga menggunakan tali penggerek, batu itu kami tanam dengan kedalaman sekitar 40 sentimeter di tanah dan diganjal dengan batu-batu kecil di dalamnya,” ujar laki-laki yang bekerja sebagai petani tersebut.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Nagari Tanjung, Faze Andrif menyebutkan, Batu Perkasa tersebut menurut cerita yang pernah didengarnya, batu tersebut dipahat oleh seorang pria atau salah satu nenek moyang orang Tanjung, pahatan berbentuk alat kelamin laki-laki itu menyimbolkan keperkasaan seorang lelaki saat itu.
"Nagari Tanjung termasuk nagari ketiga tertua di Minangkabau, setelah Pariangan dan Lima Kaum. 12 koto yang dikenal di Minangkabau yaitu sembilan koto didalam, tiga koto diluar, salah satu tiga koto diluar tersebut termasuk Nagari Tanjung. Karena itu, saat ini cukup banyak benda-benda peninggalan di sini ditemui," ujar mantan walinagari Tanjung tersebut.
Keberadaan batu perkasa tersebut dari jalan utama Batusangkar - Lintau berjarak sekitar 400 meter dan sekitar 200 meter dari lokasi batu angkek-angkek dan terdapat beberapa makam suku Piliang serta kayu besar Batang Jua di dekat batu perkasa itu.
Menurut Faze Andrif, batu perkasa tersebut terdapat di tanah ulayat suku Piliang, namun tidak terdapat keterkaitan legendanya antara batu angkek-angkek dengan batu perkasa itu.
Dikatakannya, persamaan dua batu peninggalan bersejarah tersebut sama-sama memiliki keganjilan yang tidak tercerna oleh logika manusia, jika pada batu angkek-angkek beratnya berubah-ubah, orang yang mengangkatnya bisa merasakan berat itu antara lima kilogram sampai terasa puluhan kilogram, bahkan hingga orang tidak sanggup mengangkatnya yang padahal hanya berukuran kecil. Namun,Batu Perkasa membutuhkan banyak orang untuk mengangkatnya.
Menurut Faze, sejak batu itu ditegakan, warga mulai berdatangan ke lokasi untuk melihat secara langsung bahkan sembari beselfie-selfie. “Setelah batu itu ditegakkan sejak empat hari lalu, masyarakat sekitar mulai ramai melihatnya untuk menyaksikan secara langsung. Memang saat ini karena masih baru, cerita ini baru menyebar di Nagari ini saja, belum fenomena seperti batu angkek-angkek,” ujarnya.
Faze menegaskan, tidak ada khasiat batu Perkasa tersebut selain untuk hanya dilihat. “ Kita tidak ingin keberadaan batu ini menimbulkan perbuatan syirik bagi warga, batu ini sama kayak batu lainnya, hanya saja bentuknya berbeda dari batu lainnya,” terangnya.
Melihat potensi keunikan batu itu, pihak nagari nantinya secara bersama-sama ingin menjadikan batu tersebut sebagai salah satu ikon wisata di nagari Tanjung.
“Kami yakin, ini dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung ataupun pelaku wisata. Nanti akan kami bahas bagaimana lokasi batu ini mudah dicapai oleh pengunjung,” ujarnya.
Warga sebut Faze berharap, agar batu itu mampu menjadi ikon wisata baru dan memberikan dampak positif bagi pendapatan nagari kedepannya. “Kita saat ini masih sebatas rencana, tentunya akan dibahas sesuai kesepakatan bersama mau diapakan batu ini,” tukasnya.(mnh/mk)