JA.com, Agam (Sumatera Barat)--Kabag Humas Setda Kabupaten Agam Hilton, SH mengatakan, tidak diragukan lagi kalau Kelok 44 merupakan objek wisata alam nan menawan. Kelok dimaksud terletak pada dua kecamatan yaitu, Tanjung Raya dan Matur.
"Keindahan panorama alam yang tersaji di kejauhan sana, benar-benar menakjubkan. Apalgi kala cuaca cerah, hamparan Danau Maninjau bak permadani aneka warna," ujar Hilton, di Lubuk Basung, Minggu (19/11/2017).
Dikatakannya, kondisi itu dipercantik dengan hamparan sawah, dan liukan jalan raya bak ular yang sedang melata, dan perkampungan warga di sela persawahan. Kala padi menguning, area persawahan tak ubahnya bak lautan emas, yang berombak ditiup angin.
“Keindahan ciptaan Allah itu tidak ada yang meragukannya. Itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya bagi daerah, dan penduduk di kawasan itu,” ujarnya.
Namun, amat disayangkan, sampai saat ini belum ada rest area, tempat pengunjung menikmati semua keindahan itu. Para penikmat keindahan alam itu hanya bisa berdiri di pinggiran jalan, atau duduk di jok motor atau mobil. Ada juga yang mampir ke kedai makanan dan minuman, yang banyak terdapat di pinggir jalan sepanjang Kelok 44 tersebut.
Pemkab Agam bukannya tidak memahami masalah tersebut. Sudah lama rencana membangun sebuah rest area, yang dilengkapi dengan outlet aneka makanan, dan minuman, serta produk cenderamata anak nagari. Namun belum ada lahan yang bisa dimanfaatkan untuk itu.
“Ada lahan yang disetujui pemiliknya untuk membangun rest area, namun luasnya tidak memungkinkan,” ujarnya pula.
Menurut Helton, pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Agam, telah lama mencari lahan yang mungkin untuk membangun rest area. Sejak kepala dinas dijabat Drs. Mairundiang. P St. Rajo Intan, rencana membangun sebuah rest area di Kelok 44 sudah mencuat. Kendalanya, lahan untuk itu belum diperoleh. Ada lahan, pemiliknya enggan memberikan, dengan cara apa pun kepada Pemkab Agam. Ada pemilik yang mau menyerahkan tanah, tapi luasnya tidak memadai.
“Bahkan Kadisparpora Agam, Jetson, bersedia melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan pemilik tanah, yang bersedia menyerahkan tanahnya dengan luas mencukupi,” ujarnya menjelaskan.
Bila ada lahan untuk itu, pada rest area akan dibangun tempat beristirahat pengunjung, yang pada umumnya pengendara sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum. Juga fasilitas lain, seperti kedai makanan dan minuman, sarana/prasarana air bersih, musala, dan fasilitas penunjang lainnya.
Helton yakin, bila rest area dibangun di Kelok 44, banyak manfaatnya untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, terutama perajin cendera mata, pedagang makanan dan minuman, serta akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke objek menarik tersebut.
“Rest area dimaksud juga bisa dimanfaatkan untuk para pembalap TdS, untuk beristirahat sejenak, sambil menikmati keindahan panorama alam, yangtersaji di kawasan Danau Maninjau dan sekitarnya,” ujarnya berharap.