Kemenperin Harapkan MOFP Jadi Stimulus bagi Desainer Muda
JA.com, Jakarta--Guna mendorong para desainer muda bisa terus berkarya, Kemenperin telah menjalankan programpeningkatan kompetensi sumber data manusia dalam memacu pertumbuhan industri fesyendi Tanah Air.
Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi dan dukungan kepada Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dalam melaksanakan Modest Fashion Project (MOFP) 2018. Kegiatan MOFP ini diharapkan menjadi stimulus bagi para desainer muda dalam negeri untuk membangun usaha rintisan (startup) di industri fesyen muslim nasional yang mampu menguasai pasar domestik dan ekspor.
“MOFP 2018 merupakan lomba desain busana muslim dari rangkaian acara Ramadhan Runway. Kami berharap kepada para pemenang di ajang ini bisa bersinergi dengan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor fesyen dan konveksi,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (9/6/2018).
Selain itu, desain dari para pemenang lomba tersebut agar tidak hanya menjadi coretan di atas kertas saja, melainkan dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas sehingga meningkatkan perekonomian nasional. “Ini merupakan salah satu wujud konkret yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020,” tutur Gati.
“Dalam upaya pengembangan industri fesyen, juga diperlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai stakeholder yang meliputi pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan komunitas,” paparnya.
Di samping itu, lanjut Gati, langkah strategis yang perlu dilakukan adalah penguatan struktur industri fesyen nasional. “Integrasi akan diperkuat dengan suplai bahan baku dari industri tekstil dalam negeri yang akan diwujudkan melalui material center,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri fesyen di dalam negeri terusmenunjukkan pertumbuhan yang positif. Capaian ini ditandai dengan peningkatan kinerja nilai ekspor dan kontribusinya terhadap PDB nasional.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor fesyen nasional pada periode Januari-April 2018 mencapai USD4,7 miliar, meningkat 10 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar USD4,2 miliar. “Pada posisi ini, Indonesia mampu menguasai 1,9 persen pasar fesyen dunia dan menjadi negara eksportir pakaian jadi ke-14,” ungkap Gati.
Mengenai potensi di sektor industri fesyen muslim, Indonesia menjadi salah satu dari tiga besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pengekspor produk fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh dan Turki. Indonesia mampu mencatatkan nilai ekspor produk fesyen muslim hingga USD12,23 miliar pada tahun lalu.
“Pada tahun 2016, pasar fesyen muslim di dunia mencapai USD254 miliar dandiprediksi pada 2022 akan mengalami pertumbuhan pasar sebesar 6,6 persensehingga menjadi USD373 miliar. Ini yang menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menguasai pasar fesyen muslim di dunia,” papar Gati. Apalagi, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.