Kemenperin Serahkan 11 Penghargaan Rintek Industri
JA.com, Jakarta--Salah satu wujud dukungan nyata terhadap perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh pelaku industri nasional, Kemenperin memberikan apresiasi dalam bentuk Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek).
Industri nasional saat ini dituntut untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi agar mampu bersaing dan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hal ini sejalan dengan masuknya era perdagangan bebas yang antara lain membawa dampak terhadap serbuan produk impor.
”Salah satu upaya mendorong peningkatan daya saing industri nasional dapat dilakukan melaui kegiatan perekayasaan, invensi dan inovasi teknologi secara berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Innofest 2018 di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Menurut Menperin, pemerintah kini semakin memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun dukungan sarana dan prasarana. Apalagi, sektor manufaktur diketahui memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Di samping itu, implementasi roadmap Making Indonesia 4.0 adalah strategi kita menghadapi revolusi industri generasi keempat,” jelasnya. Salah satu aspirasi nasional pada peta jalan tersebut adalah penetapan target Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia tahun 2030.
“Guna merealisasikan hal tersebut, memang tidak cukup dengan mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik, namun diperlukan terobosan di bidang industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini,” papar Airlangga.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara menyampaikan, salah satu wujud dukungan nyata terhadap perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh pelaku industri nasional, Kemenperin memberikan apresiasi dalam bentuk Penghargaan Rintisan Teknologi Industri.
”Tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk meningkatkan semangat para industriawan agar selalu berinovasi dan mengembangkan teknologi dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini, yang pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional,” ungkapnya.
Penghargaan Rintek ini sebelumnya dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Kemenperin sejak tahun 2006. Namun, mulai tahun 2012, kegiatan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Hingga saat ini, penghargaan tersebut telah diberikan kepada 40 perusahaan industri dengan 53 inovasi teknologi yang dihasilkan.
Untuk tahun ini, telah dilaksanakan penilaian dan seleksi penerima penghargaan Rintek pada tanggal 10-11 Juli 2018 melalui presentasi langsung di hadapan tim penilai. Berdasarkan hasil penilaian dan keputusan tim penilai, Penghargaan Rintek 2018 dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Kategori Utama dan Kategori Unggulan.
Untuk Kategori Utama, diberikan kepada enam perusahaan, terdiri dari PT Hariff Daya Tunggal Engineering dengan judul inovasi atau invensi teknologinya adalah Battlefield Management System (BMS) CY-16H, PT Rekayasa Industri (PPGM CPP Donggi Kemandirian EPC Nasional Dalam Membangun Energi Bangsa), dan PT Pura Agro Mandiri (Mesin CAS Sebagai Solusi Pengendali Harga Produk Pertanian).
Selanjutnya, PT Surya Marga Luhur (Optimisasi Kinerja Custom Chiller dan Peningkatan Konservasi Energi melalui Inovasi Kondensor dan Evaporator), PT Aimtopindo Nuansa Kimia (Teknologi Bio-Surfactant Untuk Meningkatkan Produksi Minyak Pada Sumur Tua), dan PT S Three Technologies Indonesia (“Ezomix” Mortar Berpori Kedap Air).
Sedangkan, untuk Kategori Unggulan, diberikan kepada lima perusahaan meliputi PT Astra Otoparts, Tbk. - Divisi Engineering Development Center dengan judul inovasi atau invensi teknologinya adalah Lokalisasi Desain Dan Manufaktur Kursi Kendaraan Bermotor Roda 4, serta PT Rekadaya Multi Adiprima (Pemanfaatan Serat Alam Sabut Kelapa untuk Produk Cover Baterai pada Kendaraan Roda Empat).
Selanjutnya, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pilot Plant NPK Fusion), PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (Simulator Mesin CNC) dan PT Utomodeck Metal Works (Produksi Atap dengan Mobile System Jilid III).
Kawasan industri 5G
Pada kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan, pihaknya tengah mendorong pembangunan infrastruktur digital seperti peningkatan jaringan internet menjadi 5G untuk kawasan industri. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem inovasi yang dilakukan oleh manufaktur-manufaktur yang berada di dalam kawasan tersebut terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
“Implementasi industri 4.0 tentunya membutuhkan kecepatan data hingga 5G. Hal ini sebagai bagian dari langkah strategis menerapkan peta jalan Making Indonesia 4.0, terutama mengenai pembangunan infrastruktur digital nasional dan pembangunan ekosistem inovasi,” paparnya.
Guna merealisasikannya, Kemenperin berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Kerja sama ini untuk menyediakan konektivitas di kawasan industri. Kita bisa manfaatkan infrastruktur Palapa Ring yang merupakan jaringan berbasis fiber optik untuk jaringan 5G,” jelas Menperin.
Lanjut Airlangga, bagi pengelola kawasan industri yang ingin lokasinya dijadikan proyek percontohan dalam penerapan jaringan internat 5G, mereka dapat mengajukan permohonan ke Kemenperin. “Teknologi ini sedang disiapkan, prototipenya akan diluncurkan pada pelaksanaan Asian Games,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam upaya mentransformasi ke arah ekonomi digital yang berbasis peningkatan nilai tambah, Kemenperin juga terus mengajak agar para pelaku industri nasional segera menangkap peluang terhadap penggunaan teknologi terkini seperti artificial intelligence, robotic, dan 3D printing.
“Tujuannya adalah untuk lebih efisien dan meningkatkan produktivitas dan kualitas,” imbuh Menperin. Adapun lima sektor industri manufaktur yang tengah dipacu sebagai pionir penerapan revolusi industri keempat di dalam negeri sesuai Making Indonesia 4.0, yakni industri otomotif, elektronika, kimia, tekstil dan pakaian, serta makanan dan minuman.
Menperin optimistis, implementasi industri 4.0 juga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau menyeluruh karena bisa menyentuh ke industri kecil dan menengah (IKM) selaku sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia. Oleh karenanya, Kemenperin telah membangun platform e-Smart IKM.
“Kami memformulasikan digital environment untuk meningkatkan pertumbuhan IKM di dalam negeri. Kami juga mengidentifikasi beberapa IKM yang sudah memanfaatkan marketplace, seperti sektor makanan dan minuman, perhiasan, kosmetik, fesyen serta kerajinan,” paparnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, yang hadir dalam pembukaan Innofest 2018, mengatakan, konektivitas data menjadi kunci dalam implementasi industri 4.0 yang menuntut adanya ketersediaan informasi secara cepat dan tepat. “Pada saat memasuki era baru industri 4.0, maka konektivitas menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan. Tugas saya untuk memastikan konektivitas itu ada," ujarnya.
Menurut Menkominfo, pemerintah saat ini bukan hanya bertindak sebagai regulator dalam mendorong tercapainya target revolusi industri 4.0, namun juga sebagai fasilitator dan akselerator terhadap dunia usaha di dalam negeri. “Kami tengah menyiapkan kebijakan-kebijakan yang selaras dan mendukung terlaksananya industri 4.0 di Indonesia,” tuturnya.
Pemerintah menargetkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar pada tahun 2030. Hal tersebut sesuai dengan aspirasi nasional yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0, yang nantinya akan merombak alur produksi industri konvensional dengan cara yang lebih efisien dan hasil berkualitas.