JA.com, Pasbar - Akibat dampak banjir yang melanda Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Sumatera Barat beberapa waktu lalu, berdampak merugi nya ratusan petani kelapa sawit di Nagari Persiapan Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
"Meruginya warga akibat ratusan hektare lahan sawit mereka terendam banjir, sehingga tidak bisa dipanen. Selain itu akses jalan roda enam terputus, tentu ini sangat terasa bagi petani sawit," ujar Seketaris Nagari Persiapan Maligi, Hendrian, Senin (22/10).
Dikatakan Hendrian, tumpukan Tandan Buah Segar (TBS) Sawit yang berada di Titik Pengumpulan Akhir (TPA) membusuk. Sebab, TBS yang sudah dipanen tidak bisa dibawa dari Maligi karena terputusnya akses jalan masyarakat menuju pusat kecamatan. Maka sangat berdampak bagi ekonomi masyarakat maligi dan sekitar nya.
TBS itu tidak bisa dibawa ke pedagang pengumpul, apalagi ke pabrik. Pasalnya, akses jalan roda empat maupun roda enam menuju ke pabrik maupun ke pusat kecamatan terputus. "Banjir yang terjadi sejak Jumat (12/10) lalu berakibat segala akses transportasi terputus," kata Hendrian.
Sementara itu seorang petani sawit, Jupri (42) membenarkan situasi itu. Sejak banjir terbesar ini melanda, tumpukan sawit pasca panen di daerah suak Maligi sudah membusuk. Kondisi tersebut tidak layak dan tidak bisa dijual lagi.
Disamping itu ia juga sangat khawatir. Sebab, jika akses jalan yang terputus belum juga diperbaiki, Ribuan ton buah sawit yang sudah masuk masa panen di kebun milik masyarakat akan membusuk dibatang.
Jika ini tetap berlanjut, maka kerugian masyarakat akan semakin parah. Sehingga masyarakat Maligi terpaksa menggantungkan kehidupan ekonomi nya pada hasil laut. Sementara intensitas hujan masih tinggi dan gelombang air laut pun tak menentu," keluh nya sedih.
Ia berharap, semoga ini cepat membaik dengan berharap pihak pemerintah setempat, yakni Pemerintah Pasaman Barat dapat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Maligi saat ini," harap Jupri mengakhiri. (Irf)