JA.com, Limapuluh Kota (Sumatera
Barat)
Kabupaten Limapuluh Kota merupakan
salah satu daerah yang rawan terjadinya bencana alam seperti banjir yang bisa
berdampak terjadinya kerawanan pangan. Keberadaan lumbung pangan itu diharapkan
mampu mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan makanan tersebut.
Hal itu dikatakan Bupati Limapuluh
Kota H. Irfendi Arbi ketika meresmikan Lumbung Pangan Masyarakat dan Rice Milling
Unit (RMU) Sawah Bakir Jorong Tanjung Ateh Kenagarian
Taram Kecamatan Harau, Rabu (22/1).
“Bencana banjir yang terjadi selama
ini tak jarang membuat areal pertanian terutama padi sawah di daerah kita gagal
panen. Buat menanggulangi dampak bencana itu, tentunya kita harus memiliki
cadangan pangan agar tidak kelabakan ketika terjadi bencana,” tutur Irfendi
Dikatakan, setiap lumbungan pangan
masyarakat termasuk yang dialokasikan di Jorong Tanjung Ateh harus dikelola
dengan baik dan memberikan dampak sosial dan dampak positif terhadap
perekonomian masyarakat. Jika cadangan pangan tersedia dengan baik, tidak perlu
lagi dikhawatirkan akan terjadinya kerawanan pangan.
“Keberadaan lumbung pangan untuk menjamin ketersediaan
cadangan pangan ini sangat kita perlukan.
Penyimpanan bahan makanan ini diharapkan
dapat melindungi masyarakat pada musim kesulitan pangan,” ucap Irfendi.
Lebih lanjut Irfendi mengaku yakin ,
setiap lumbung pangan di Kenagarian Taram akan berjalan
dengan baik. Sebab, selama ini Nagari Taram senantiasa menunjukan kebolehannya
dalam berbagai hal. Bahkan, Nagari Taram sukses menjadi juara nasional nagari
berprestasi. Selain itu PSM-nya juga sukses merebut 5 besar juara nasional.
“Taram adalah nagari hebat. Saya
optimis lumbung pangan masyarakat yang ada di nagari ini akan berjalan dengan
baik. Sebab, selama ini Taram selalu menunjukan keunggulannya dalam berbagai hal,
termasuk juara nasional nagari
berprestasi,” tutur Irfendi.
Sebelumnya Kepala Dinas Pangan
Kabupaten Limapuluh Kota Gusdian Laura dalam
laporannya menyebut, lumbung pangan masyarakat di Jorong Tanjung Ateh ini merupakan
lumbung pangan satu-satunya di Kabupaten Limapuluh Kota yang langsung
terintegrasi dengan RMU. Artinya, kelompok tani yang mengelola lumbung pangan ini
tidak hanya berperan menyediakan stok pangan, namun lebih dari itu bisa
melakukan bisnis penggilingan padi atau melakukan pembelian padi dan menjual
beras yang digiling di RMU sendiri.
“Dari 17 lumbung pangan yang ada di
daerah ini, lumbung pangan masyarakat di Jorong Tanjung Ateh merupakan
satu-satunya yang kebagian RMU. Keberadaan RMU ini tentu bisa dimanfaatkan
untuk bisnis disamping membuat cadangan pangan,” ungkap Gusdian.
Lebih lanjut dipaparkan, selain
bantuan bangunan gudang dan RMU, serta lantai jemur padi, lumbung pangan ini
juga kebagian bantuan sebanyak 10 ton gabah kering panen yang masing-masingnya
5 ton untuk cadangan pangan dan 5 ton untuk bisnis jual beli padi dan beras
kelompok.
“Jadi konsep lumbung pangan
masyarakat di Tanjung Ateh ini adalah sosial dan bisnis. Kita berharap lumbung
pangan ini memberikan andil pada kelompok tani lainnya baik di dalam maupun di
luar Nagari Taram,” jelas Gusdian.
Sementara itu pengurus Lumbung
Pangan Masyarakat Sawah Bakir Khaidir Efendi didampingi Ketua Gapoktan Surya
Sinamar Muhammad Yahya mengaku optimis mengambangkan RMU lumbung pangan
tersebut. Sebab, modal sudah tersedia dan potensi padi di Nagari Taram dan
sekitarnya juga cukup besar.
“Kami optimis RMU dan lumbung
pangan ini bisa melakukan usaha produktif penggilingan dan jual beli padi dan
beras. Sebab, modal usaha dari bantuan sudah ada dan potensi padi di areal
sawah Bakir saja tidak kurang dari 188 hektar dan secara keseluruhan di Nagari
Taram mencapai 930 hektar,” papar Khaidir.
Ikut hadir dalam acara itu Ketua
TP-PKK Kabupaten Limapuluh Kota Monalisa Irfendi Arbi dan sejumlah kepala OPD,
unsur Muspida dan berbagai elemen masyarakat. (gun)