Wali Kota Payakumbuh Minta Masyarakat Berperan Aktif Cegah Kanker Serviks
JA.com, Payakumbuh (Sumatra Barat)--Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi meminta masyarakat agar berperan aktif mencegah penyakit kanker mulut rahim atau serviks.
"Kanker tersebut merupakan penyakit berbahaya yang tidak menular, dan saat ini wabahnya menjadi masalah serius secara Nasional," ujarnya, kemarin di Payakumbuh.
Ia menyebutkan kanker serviks salah satunya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya kaum wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diri.
Setiap warga harus menyadari akan bahaya penyakit kanker serviks. Seluruh elemen harus bahu-membahu, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Payakumbuh dan instansi lainnya.
Hal tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang sehat sebagai wujud amanah dari undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 dan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang kesehatan serta perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Senada, Ketua Tim Penggerak PKK Henny Riza Falepi berharap semua unsur dan masyarakat untuk mengedepankan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Dalam menyukseskan gerakan PKK KB-Kes, diharapkan kesadaran dan kerja sama semua unsur terkait untuk mengutamakan dan mengedepankan PHBS. Partisipasi aktif kader PKK dan kader posyandu melalui holistik terintegrasi," katanya.
Menurutnya pencegahan kanker serviks adalah tanggung jawab semua, yang dimulai dari meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendukung program kesehatan nasional.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Payakumbuh Syahnadel Khairi mengatakan program pencegahan kanker serviks dilaksanakan setiap tahun.
"Untuk tahun 2020 ini, kami akan memberikan himbauan dan informasi kepada masyarakat berkerja sama dengan Dinas kesehatan dan seluruh puskesmas yang ada di kota payakumbuh untuk melakukan IVA tes yaitu tes deteksi dini kanker serviks. IVA tes dapat dilakukan di seluruh puskesmas dan rumah sakit yang ada di kota Payakumbuh," katanya.
Ditambahkannya, Upaya pencegahan kanker serviks/leher rahim akan lebih optimal bila lebih banyak laki-laki atau suami dilibatkan dalam program mendeteksi lebih dini kanker yang menyebabkan kematian belasan ribuan perempuan di Indonesia setiap tahun itu.
Penekanan ini sangat penting karena riset terbaru kami menunjukkan nilai-nilai patriarki dan tabu di masyarakat berkontribusi besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan oleh perempuan untuk melakukan tes deteksi dini kanker serviks atau tidak. Padahal, jenis kanker ini bisa diobati jika dideteksi lebih dini.
Namun, meski tes deteksi dini kanker serviks sudah sering diinformasikan perempuan cenderung tidak memeriksakan dirinya dan salah satu alasannya karena dilarang oleh suami.
Selain nilai-nilai patriarki dan budaya, Riset kami juga mengidentifikasi kemiskinan sebagai faktor lain yang menghambat perempuan melakukan tes deteksi dini kanker serviks.
Untuk itu marilah kita bersama-sama memberikan pemahaman kepada para perempuan khususnya di kota Payakumbuh untuk dapat mendeteksi diri dengan melakukan IVA tes sebagai upaya pencegahan kanker serviks secara dini," pungkasnya. (Farhan)