JA.com,
Limapuluh Kota (Sumatera Barat)
Menyikapi kelangkaan hand sanitizer menyusul semakin
mengkhawatirkannya kasus penularan Corona Virus Disease (Covid-19) di dunia
termasuk di Indonesia, siswa dan guru SMAN 1 Kecamatan Akabiluru memperkenalkan
cara membuat produk pembersih tangan tersebut. Dengan adanya edukasi itu, masyarakat
diharapkan bisa membuat sendiri produk dimaksud.
Bupati Limapuluh kota H. Irfendi Arbi memuji
kreatifitas siswa dan guru itu. Ia berharap supaya Camat beserta pemerintah
nagari menyikapinya agar bisa memproduksi hand sanitizer tersebut untuk
dibagikan kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bisa memproduksinya
sendiri.
“Saya memuji kreatifitas siswa dan guru SMAN 1
Kecamatan Akabiluru yang telah berinisiatif memperkenalkan cara membuat hand
sanitizer. Saya ingin ini disikapi para camat dan wali nagari untuk bisa memproduksi
hand sanitizer dari bahan sederhana tersebut,” ungkap Irfendi Arbi usai
pembuatan dan melaunching hand sanitizer
karya siswa di laboratorium SMAN 1 Akabiluru, Senin (23/3).
Selain itu, ia juga berharap apa yang sudah
dilakukan SMAN 1 Akabiluru ini ditiru sekolah lain untuk ikut mengedukasi
masyarakat tentang cara membuat hand sanitizer sendiri dalam situasi dan
kondisi semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan cairan antiseptik
dimaksud.
“Kita menghimbau sekolah lain ikut memperkenalkan
dan mengedukasi masyarakat untuk membuat sendiri hand sanitizer dari bahan
sederhana seperti yang sudah diperkenalkan SMAN 1 Akabiluru ini. Sebab, dengan
semakin meningkatnya kasus virus corona belakangan ini membuat permintaan
cairan anti septik itu semakin meningkat,” ujar Irfendi.
Irfendi juga memuji para siswa yang mampu membuat
hand sanitizer itu dengan memanfaatkan bahan dari kearifan lokal seperti lidah
buaya, daun sirih dan jeruk nipis yang sangat mudah didapatkan di tengah masyarakat.
Lebih menariknya, pembuatan antiseptik pembersih tangan itu cukup mudah dibuat
dan tidak membutuhkan biaya besar.
“Kita sangat senang adanya adanya edukasi cara membuat
sanitiser dari bahan alami ini. Apalagi, cara membuatnya cukup mudah dan
berbiaya murah. Kita berharap ini benar-benar menjadi salsahsatu solusi
kesulitan mendapatkan hand sanitizer,” imbuh Irfendi.
Sebelumnya Kepsek SMAN 1 Akabiluru Lisa Lazwardi dan
salah seorang guru Friza Yanti menyebut hand sanitizer yang diperkenalkan itu tidak
saja terbuat dari bahan kimia, namun juga secara alami. Bahan-bahan tersebut antara
lain berupa lidah buaya, daun sirih dan jeruk nipis.
“Kita memperkenalkan hand sanitizer ini dalam
tiga jenis yang antara lain terbuat dari campuran bahan kimia berupa alkohol,
H2O2, gliserin dan aquades. Selain itu juga yang terbuat dari ekstak lidah
buaya sebagai bahan pengganti gliserin. Sedangkan produk yang ketiga terbuat
dari air rebusan sirih sebagai pengganti H2O2 dan jeruk nipis sebagai pengganti
gliserin,” papar Lisa.
“Benar, hand sanitizer bikinan sendiri ini
relatif mudah dan murah. Kita sengaja mengenalkan cara membuatnya sebagai upaya
mengedukasi masyarakat.Kami yakin siapapun bisa membuat pembersih tangan dari
bahan sederhana yang mudah didapati,” ucap Lisa.
Ikut hadir dalam acara itu camat Akabiluru Kris
Ladeva dan unsur Forkopimca dan berbagai elemen masyarakat Akabiluru. (gun)