BLT APBD Payakumbuh Sudah Tersalur RP6,3 Miliyar Lebih
JA.com, Payakumbuh, (Sumatra Barat) ---Bantuan langsung tunai (BLT) yang dananya dari APBD Payakumbuh, sebesar Rp6.353.100.000 dari program jaring pengaman sosial, dampak ekonomi Covid-19, tuntas dicairkan. Sebanyak 7.059 KK yang berdomisili di 43 kelurahan pada lima kecamatan, masing-masing kebagian Rp900.000.
Walau begitu, masih ada sekitar 1.200 KK lagi yang masih menunggu bantuan yang sama. Karena, data mereka saat dilakukan klarifikasi lewat data adminduk, data penerima PKH atau penerima sembako Kemensos, beberapa KK di antaranya masih terjadi data yang ganda.
Sehingga, BLT buat sekitar 1.200 KK itu, masuk dalam gelombang kedua pembayarannya.
"In Sha Allah, dalam bulan Juli nanti sudah bisa dicairkan," kata Plt. Kadis Sosial Yunida Fatwa, di Balaikota, kemarin di Payakumbuh.
Dikatakan, validasi data itu perlu dilakukan. Agar penerima BLT benar-benar tepat sasaran. Karena, di lapangan, banyak ditemukan yang masuk usulan, setelah dicek ulang, ada yang tak sesuai indikator.
Terpisah, Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi, membenarkan, ia menyuruh Sekdako H. Rida Ananda dan pihak Dinas Sosial, agar benar-benar melakukan validasi data secara akurat.
Menurut walikota, mereka yang tidak pantas menerima BLT, seperti KK punya aset rumah dan kendaraan roda empat yang baik, tertangkap tangan masuk dalam daftar. Dan itu, sangat memalukan.
"Malu-maluin saja. Kenapa orang bersangkutan, masih mau saja dimasukan dalam daftar calon penerima BLT. Harusnya, ketika petugas kelurahan datang melakukan pendataan, orang mampu mengaku miskin itu, menolak namanya didaftarin. Tapi, itu tidak dilakukan yang bersangkutan. Ironisnya, ketika namanya terekpose di media, ia juga tak merasa malu. "Sungguh sangat heran Saya," kata Riza Falepi.
Di antara, ratusan nama warga yang harus didelet dalam daftar calon penerima BLT, selain orang-orang berharta, juga keluarga pensiunan ASN. BUMD, BUMN, orang yang sudah pindah, meninggal dunia serta suami atau isterinya punya penghasilan tetap sebagai staf harian lepas pemko.
Walikota Riza Falepi, juga menyayangkan, di antara orang-orang yang dicoret dari daftar itu, malah ikut pula yang menuding pemko, pihak kecamatan dan kelurahan tidal becus. Memprovokasi, seolah pemerintah tidak peduli dengan nasib mereka. Orang-orang aneh seperti itu, seyogianya tidak dipercaya warga kota lainnya, ingat walikota. (Farhan)