Kepala Dinkes Payakumbuh, dr. Bakhrizal Ingatkan Waspadai DBD
JA.com, Payakumbuh, (Sumatra Barat) --- Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai bermunculan di musim pancaroba dan penghujan.
Hal ini Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Dinas Kesehatan menyampaikan bagaimana gejala demam berdarah.
Virus dengue merupakan penyebab demam berdarah menyebar pesat saat musim penghujan dan pancaroba. Maklum saja, saat musim hujan jadi waktu berkembang biak nyamuk aedes aegypti, pembawa virus. Nyamuk yang identik dengan warna badan hitam putih ini bertelur di genangan air bersih.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal menghimbau semua warga kota untuk waspada dengan DBD ini, apalagi kondisi kasus Covid-19 juga belum selesai.
"Akan dobel pekerjaan kita di lapangan nanti, baik Covid-19 atau DBD keduanya sama-sama bisa merengut nyawa. Dan juga sama-sama bisa menyerang siapa saja, anak kecil hingga orang tua," kata dr. Bakhrizal saat diwawancara media di balaikota, Senin (20/7).
Gejela DBD meliputi demam tinggi selama dua sampai tujuh hari, nyeri di bagian perut dan sekitar ulu hati, sakit kepada dan nyeri di bagian belakang bola mata, nyeri otot dan persendian, muntah atau diare, pendarahan di bawah kulit berupa bintik-bintik merah (bintik merah tersebut tidak hilang ketika kita meregangkan kulit), mengalami mimisan, gusi berdarah, dan muntah darah.
Meski mematikan, diterangkannya, warga bisa melakukan pencegahan agar tidak sampai terinfeksi DBD. Berikut cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah 3M+.
1. Menguras
Sebaiknya menguras dan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, kolam, dan lainnya. Usahakan membersihkan tempat-tempat tersebut minimal satu kali seminggu.
"Asal tahu saja, nyamuk aedes aegypti menyukai genangan air bersih. Mereka akan bertelur di tempat tersebut.
2. Menutup
Selanjutnya, tutup rapat-rapat semua tempat penampungan air seperti gentong air dan lainnya. Opsi lainnya, bisa memposisikan ember terbalik agar tidak ada genangan air di dalamnya.
3. Mendaur ulang atau mengubur barang bekas.
Warga bisa memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas seperti kaleng dan botol bekas. Bisa memanfaatkan barang bekas tersebut sebagai pot bunga atau lainnya.
Selain mengurangi tempat-tempat yang berpotensi menjadi wadah air, daur ulang tersebut bisa mengurangi jumlah sampah plastik.
Opsi lainnya, warga bisa mengubur barang bekas yang tidak bisa didaur ulang. Pastikan mengubur barang-barang tidak terpakai tersebut cukup dalam.
"Yang tidak kalah penting, kita harus menjaga kebersihan badan dengan mandi teratur, jangan lupa terus waspada," terang pesan dr. Bakhrizal.
* Farhan *