Ketua DPRD Solsel dan Anggota Reses ke Nagari Pelosok, yang Infrastruktur Jauh Tertinggal
JA.com, Solok Selatan (Sumatera Barat)--Dalam masa Reses DPRD Solok Selatan (Solsel) tahun 2020 untuk menjemput aspirasi masyarakat.
Ketua DPRD Solsel Zigo Rolanda dan anggota Dapil I Dede Pasarela, kali ini jemput aspirasi masyarakat ke pelosok nagari.
Jorong Tandai Bukik Bulek Nagari Lubuk Gadang Tenggara Kecamatan Sangir kalau bicara soal infrastruktur yang ada, di jorong tersebut sangat jauh dari kata sederhana.
Hal ini disampaikan oleh ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Lubuk Gadang Tenggara Sainul Abidin dihadapan ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda, dan anggota DPRD Dede Pasarela saat reses DPRD ke sebuah pelosok yaitu Jorong Tandai Bukik Bulek yang jauh dari kata perhatian, Selasa (14/7/2020)
Wali Nagari Lubuk Gadang Tenggara Syahril mengatakan 'Masyarakat Nagari Lubuk Gadang Tenggara sangat bangga dengan kedatangan pimpinan DPRD kedaerahannya yang masih jauh tertinggal.
Daerah ini berada di kecamatan Sangir yang merupakan pusat kabupaten, masih termasuk dikawasan Ibu Kota Padang Aro, namun masyarakat kami masih merasa jauh dari Ibu Kota. Lantaran infrastruktur jalannya masih jauh tertinggal.
Dengan hadirnya ketua DPRD dan anggota hari ini semoga dapat mewujudkan keinginan masyarakat Tandai, khususnya Jorong Tandai Bukik Bulek.
Anggota DPRD Solsel Dede Pasarela dalam sambutanya mengatakan, Lubuk Gadang Tenggara sudah memiliki nagari sendiri dan itu sudah di ketuk palu Renperdanya oleh Pemerintah bersama DPRD.
Dengan telah disyahkannya Ranperda, sehingga Nagari Lubuk Gadang Tenggara sudah memiliki hak sama dengan nagari lainya, artinya bisa mendapatkan anggaran pembangunan tersendiri. Dan dana ADD dan DD dapat digunakan untuk berbagai hal pembangunan di Nagari.
Dede Pasarela anggota DPRD Solsel daerah pemilihan dapil 1 menjelaskan, selama ini kami terkendala dengan lahan yang masih berstatus hutan lindung TNKS.
Sementara anggaran untuk membangun nagari sudah ada namun izin belum bisa keluar, sehingga pembangunan jalan selalu terkendala, beginilah jadinya, niat kami bagaimana nagari pemekaran ini bisa keluar dari keterisoliran.
Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda, beberapa bulan yang lalu saya datang ke daerah ini mendampingi pihak TNKS untuk menjelaskan titik terang permasalahan daerah ini, agar bisa mendapatkan izin penurunan status lahan dari zona hutan TNKS menjadi lahan milik warga, namun saat itu masih belum juga mendapat jawaban.
Oktober tahun 2019 ke Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk penurunan status TNKS untuk jalan.
Saya juga menyadari daerah ini memang jarang tersentuh masih status tertinggal, omong kosong ada yang mengatakan Solok Selatan ini tidak ada daerah ping giran dan terisolir, ini buktinya jorong Tandai Bukik Bulek yang hari ini infrastruktur jalannya masih becek berlumpur.
Salah satu yang kami desak di DPRD adalah pemekaran nagari, pembangunan imprasteuktur, tiga minggu kami berjibaku dengan anggota DPRD untuk mendesak Ranperda Nagari, berkat kerja kerjas walaupun masih ada interpensi sebagian namun semua sudah klir.
Selama masa Reses, yang hari ini kami memilih Jorong Tandai Bukik Bulek. Tujuan menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi menjemput aspirasi dan mengkaji segala prioritas.
Insyaallah aspirasi masyarakat Nagari Lubuk Gadang Tenggata ini akan kami sampaikan dan dibahas melalui pembahasan di DPRD Solok Selatan.
* dirman *