JA.com, Tanah Datar (Sumatra Barat)--Pemkab Tanah Datar melalui Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani mengatakan, tim teknis dinasnya bersama tim dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumbar dan tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Wilayah Sumbar melakukan uji adaptasi bawang merah unggul lokal Sungai Jambu.
Sengaja dipilih areal di persawahan Kelompok Tani Borneo Sakato Nagari Sungai Jambu Kecamatan Pariangan. “Hari ini tim teknis Dinas Pertanian bersama tim dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumbar dan tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Wilayah Sumbar adakan uji," kata Sri Mulyani, Selasa (15/9) di Batusangkar.
Sri Mulyani menambahkan, uji adaptasi menjadi salah satu tahapan untuk memperoleh sertifikasi agar bisa dilepas menjadi varietas unggul nasional dan bisa dimanfaatkan para petani bawang merah dengan uji banding varietas lain yang telah dulu dilepas, seperti Bima Brebes Jawa Tengah, Maja Cipanas Jawa Barat dan SS Sakato dari Solok Sumbar.
“Sengaja kita memilih bawang merah unggul lokal Sungai Jambu, karena bawang ini mempunyai keunggulan daun lebat, umbinya banyak, besar dan timbul di permukaan tanah, isinya merah dan masa tanam lebih singkat dari varietas lain. Sehingga sampai pengamatan kedua hari ini, bawang merah unggul lokal Sungai Jambu ini cukup menjanjikan sehingga akan dikembangkan nantinya, ini akan ditentukan dari hasil panen nantinya pada Oktober 2020,” ungkap Sri.
Dan dalam uji adaptasi ini, tambah Sri Mulyani, dilaksanakan di dua lokasi dengan ketinggian yang berbeda, sehingga diharapkan nantinya bisa melahirkan rekomendasi varietas untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah Tanah Datar.
“Sengaja kita uji adaptasi dengan ketinggian berbeda, yakni di Sungai Jambu ketinggian 800 Meter dpl (di atas permukaan laut) kategori sedang, dan di nagari Padang Laweh Malalo Batipuh Selatan ketinggian 400 Meter dpl kategori rendah, sehingga diharapkan uji ini menghasilkan rekomendasi keduanya dan varietas ini bisa dilepas dan digunakan masyarakat petani di mana saja,” tukasnya.
Sementara itu Syofri Naldi NP Kasi Penilaian Varitas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumbar mengatakan, dari hasil pengamatan sementara, bawang merah unggul lokal Sungai Jambu menunjukkan hasil yang cukup baik.
“Dalam pengamatan tim dengan memperbandingkan dengan varietas lain yang telah dulu dilepas, bawang merah Sungai Jambu menghasilkan umbi lebih banyak yang muncul ke permukaan tanah dan tidak berbunga. Tidak berbunga inilah yang membedakan dengan varietas lain dan tentu juga diharapkan nantinya hasil panen juga bagus dan lebih baik, sehingga setidaknya tahun depan varietas ini bisa juga dilepas dan menjadi varietas nasional,” ujarnya.
Di kesempatan itu juga Asisten Ekobang Edi Susanto didampingi Kabag Humas dan Protokol Yusrizal dan Kabag Perekonomian Masni Yuletri yang bertugas sebagai tim monitoring kegiatan 2020 dan tim pengendali inflasi daerah mengungkapkan bahwa pelaksanaan uji adaptasi terhadap bawang merah unggul lokal Sungai Jambu diharapkan memberikan hasil yang baik sesuai harapan.
“Saat ini hasil pertanian bawang di Kecamatan X Koto dengan menggunakan varietas SS Sakato baru mampu menghasilkan 8 ton bawang kering per hektar, sementara itu bawang merah lokal unggul Sungai Jambu ini diperkirakan bisa mencapai 15 ton bawang kering per hektar,” ujar Edi. (MG)
Sengaja dipilih areal di persawahan Kelompok Tani Borneo Sakato Nagari Sungai Jambu Kecamatan Pariangan. “Hari ini tim teknis Dinas Pertanian bersama tim dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumbar dan tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Wilayah Sumbar adakan uji," kata Sri Mulyani, Selasa (15/9) di Batusangkar.
Sri Mulyani menambahkan, uji adaptasi menjadi salah satu tahapan untuk memperoleh sertifikasi agar bisa dilepas menjadi varietas unggul nasional dan bisa dimanfaatkan para petani bawang merah dengan uji banding varietas lain yang telah dulu dilepas, seperti Bima Brebes Jawa Tengah, Maja Cipanas Jawa Barat dan SS Sakato dari Solok Sumbar.
“Sengaja kita memilih bawang merah unggul lokal Sungai Jambu, karena bawang ini mempunyai keunggulan daun lebat, umbinya banyak, besar dan timbul di permukaan tanah, isinya merah dan masa tanam lebih singkat dari varietas lain. Sehingga sampai pengamatan kedua hari ini, bawang merah unggul lokal Sungai Jambu ini cukup menjanjikan sehingga akan dikembangkan nantinya, ini akan ditentukan dari hasil panen nantinya pada Oktober 2020,” ungkap Sri.
Dan dalam uji adaptasi ini, tambah Sri Mulyani, dilaksanakan di dua lokasi dengan ketinggian yang berbeda, sehingga diharapkan nantinya bisa melahirkan rekomendasi varietas untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah Tanah Datar.
“Sengaja kita uji adaptasi dengan ketinggian berbeda, yakni di Sungai Jambu ketinggian 800 Meter dpl (di atas permukaan laut) kategori sedang, dan di nagari Padang Laweh Malalo Batipuh Selatan ketinggian 400 Meter dpl kategori rendah, sehingga diharapkan uji ini menghasilkan rekomendasi keduanya dan varietas ini bisa dilepas dan digunakan masyarakat petani di mana saja,” tukasnya.
Sementara itu Syofri Naldi NP Kasi Penilaian Varitas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumbar mengatakan, dari hasil pengamatan sementara, bawang merah unggul lokal Sungai Jambu menunjukkan hasil yang cukup baik.
“Dalam pengamatan tim dengan memperbandingkan dengan varietas lain yang telah dulu dilepas, bawang merah Sungai Jambu menghasilkan umbi lebih banyak yang muncul ke permukaan tanah dan tidak berbunga. Tidak berbunga inilah yang membedakan dengan varietas lain dan tentu juga diharapkan nantinya hasil panen juga bagus dan lebih baik, sehingga setidaknya tahun depan varietas ini bisa juga dilepas dan menjadi varietas nasional,” ujarnya.
Di kesempatan itu juga Asisten Ekobang Edi Susanto didampingi Kabag Humas dan Protokol Yusrizal dan Kabag Perekonomian Masni Yuletri yang bertugas sebagai tim monitoring kegiatan 2020 dan tim pengendali inflasi daerah mengungkapkan bahwa pelaksanaan uji adaptasi terhadap bawang merah unggul lokal Sungai Jambu diharapkan memberikan hasil yang baik sesuai harapan.
“Saat ini hasil pertanian bawang di Kecamatan X Koto dengan menggunakan varietas SS Sakato baru mampu menghasilkan 8 ton bawang kering per hektar, sementara itu bawang merah lokal unggul Sungai Jambu ini diperkirakan bisa mencapai 15 ton bawang kering per hektar,” ujar Edi. (MG)