“Ini sebuah teknologi yang bagus terkait pekerjaan bina marga. Setelah kunjungan kami, ini akan menjadi sebuah rekomendasi bagi kami dan saya juga akan segera konsolidasi pada tim RR, ada beberapa alternatif untuk penguatan pekerjaan bina marga ke depannya,” kata Rivai didampingi Widyaswara Utama BNPB Medi.
Setelah melihat lokasi, Rifai juga mengusulkan kepada pemerintah daerah segera mengantisipasi resiko yang masih ada dengan belum tuntasnya kupasan dinding tebing dengan segera lakukan penanaman atau vegetasi yang sifatnya menahan tebing.
“Tanaman yang paling bagus itu fetifer, sejenis akar wangi yang kekuatan akarnya setara 3 ton baja. Bapak Kepala BNPB pun sudah mensosialisasikannya, seperti yang baru dikerjakan di Pasir Madang Bogor seluas 853 hektar,” ungkap Rifai.
Di kesempatan itu Rifai juga meminta pemerintah daerah melalui BPBD Kabupaten Tanah Datar untuk menyampaikan laporannya berikut dokumentasinya, untuk dijadikan kajian agar bisa diaplikasikan di tempat lain.
Rifai juga berpesan kepada masyarakat untuk ikut bersama-sama pemerintah merawat dan menjaga hasil pembangunan agar terawat dan untuk jangka panjang.
Pjs. Bupati Erman Rahman menyambut baik kunjungan rombongan BNPB ke Tanah Datar.
“Atas nama pemerintah daerah, kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat khususnya dalam alokasi dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam. Tanah Datar termasuk daerah rawan bencana terutama banjir dan longsor. Pembangunan dinding pengaman yang kita lihat sekarang luar biasa,” kata Erman.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Tanah Datar Thamrin menjelaskan, pembanguan pengaman tebing sepanjang lebih kurang 500 meter ini sangat penting mengingat saat intensitas hujan tinggi, sering terjadi longsor yang mengganggu mobilitas dan perekonomian masyarakat.
“Pada tahun 2017 yang lalu, saat longsor tebing puncak Pato yang berada pada 2 wilayah yakni Kecamatan Lintau Buo Utara dan Sungayang ini, secara darurat Dinas PU pada waktu itu sudah mencoba menormalkan dengan cara memotong jalan ke arah tebing dan tahap berikutnya dibuat perencanaan berupa DED dan kita koordinasikan dengan BPBD Provinsi. Alhamdulillah setelah diverifikasi dinyatakan layak didanai melalui dana rehab dan rekonstruksi tahun 2019,” jelas Thamrin.
Thamrin juga katakan pembangunan yang dilakukan bukan untuk menghambat longsoran bukit semua tetapi untuk mengantisipasi longsoran kecil.
“Pilihan konstruksi ini seperti yang sudah ada di Kelok 9 Kabupaten Lima Puluh Kota. Kita berharap dengan pembangunan ini masyarakat bisa merasa aman dan nyaman melewati kawasan puncak Pato,” pungkasnya. (MG)