Pada penilaian PPD tahun ini, Kabupaten Tanah Datar mengangkat Inovasi Satu Nagari Satu Event, yang digadang-gadang dapat memberikan multyplier effect bagi kesejahteraan masyarakat.
Dengan keberhasilan masuk 6 besar, Kabupaten Tanah Datar berhak melanjutkan penilaian PPD tahap II. Dengan rangkaian kegiatan verifikasi dan presentasi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD), yang dilaksanakan di Gedung Indo Jolito, Batusangkar, kemarin.
"Ditahun lalu kita mengangkat inovasi Biaya Operasional Membajak Sawah Secara Gratis (Bombastis) dan berhasil menjadi terbaik I PPD tingkat Provinsi Sumbar. Dari capaian itulah, Kabupaten Tanah Datar menerima dana Bantuan Keuangan bersifat Khusus (BKK) senilai Rp. 17 Miliar dari Pemerintah Provinsi Sumbar di tahun aggaran 2024. Dan ditahun ini, kita mengangkat inovasi Satu Nagari Satu Event, yang telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya," kata Eka Putra.
Ditambahkan Eka, manfaat dari inovasi Satu Nagari Satu Event telah dirasakan secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat. Antara lain, bergeraknya ekonomi kreatif, pelestarian kebudayaan, memajukan produk-produk nagari dan sebagainya.
"Inovasi ini, dilatarbelakangi potensi pariwisata Kabupaten Tanah Datar yang menjanjikan. Dan, Pemda terus berupaya mengembangkannya dengan strategi yang baik, untuk memberikan dampak besar bagi peningkatan pembangunan daerah," ujarnya.
Sementara itu, Tim Penilai Utama (TPU) PPD tingkat Provinsi Sumbar Medi Iswandi menegaskan, Kabupaten Tanah Datar di tahun ini, lolos penilaian tahap I dan dilanjutkan pada penilaian tahap II dengan melalui penilaian yang cukup ketat.
Kepala Bappeda Litbang Tanah Datar Adryanti Rustam, SE. M.Si mengatakan output dari Inovasi Satu Nagari Satu Event diantaranya, sebagai sarana pelestarian nilai budaya, kuliner tradisional, fasilitasi usahawan dibidang pariwisata dan sebagainya.
Adapun, outcome dari inovasi Satu Nagari Satu Event diantaranya tambah Adriyanti, meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan jumlah wisatawan, akomodasi, restoran, tranportasi dan UMKM lokal, menciptakan usahawan dan lapangan kerja serta menjadi sarana pelestarian adat dan budaya. (MG)