JA.com, Limapuluh Kota (Sumatra Barat)--Kepala Pelaksana ( Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Rahmadinol mengatakan, saat ini wilayahnya tengah dilanda kemarau basah. Untuk itu, ia menghimbau masyarakat setempat mewaspadai bencana kebakaran lahan dan hutan.

"Kita himbau masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota waspada terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan," katanya, Rabu (24/07/2024) di markas BPBD kasawan pusat Kota Payakumbuh.

Dikatakan Rahmadinol, topografi Kabupaten Limapuluh Kota berbukit dan berlembah, juga kehidupan masyarakat bertani yaitu berkebun dan berladang.

"Terjadinya ancaman bencana non alam, salah satunya disebabkan oleh kelalaian manusia. Misalnya, kebakaran hutan dan lahan, mungkin ini salah satu penyebabnya adalah pembukaan lahan baru," ujar Rahmadinol.

Menurut BMKG kemarau yang terjadi saat ini diatas normal, termasuk di  Provinsi Sumatera Barat. Karena Sumbar tidak di bawah normal, tetap dapat mengalami peningkatan resiko bencana, diantaranya kebakaran hutan.

"Untuk kami menghimbau masyarakat untuk tetap siaga, tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar," jelasnya.

Kalaksa BPBD Rahmadinol juga menyampaikan bahwa, disela-sela Gelar Pasukan Operasi Patuh Singgalang 2024 tanggal 15 Juli 2024, dia menyempatkan diri berkoordinasi dengan Kapolres 50 Kota AKBP.Syaiful Wachid,SH.S.I.K tentang penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Pada hakekatnya bencana adalah urusan bersama antara Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan pers atau media," terang Rahmadinol.

Lebih lanjut, menghadapi musim kemarau, BPBD juga telah berkoordinasi dengan UPT KPHL Limapuluh Kota, Damkar Kabupaten Limapuluh Kota dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.

Diakui Rahmadinol, pihak BPBD Kabupaten Limapuluh Kota juga telah berkoordinasi dengan Dandim 0306 50 Kota Letkol Adri Asmara Yudha  melalui Pasi Op Kodim Kapten Inf Silawandi juga sudah menyiapkan tim satu pleton yang selalu siap turun bersama BPBD jika sewaktu-terjadi ancaman bencana. (MG)
 
Top